Pada saat Fahma memasuki kelasnya,ada selembar uang
tergeletak di lantai kelas.Selembar uang Rp. 50.000,00 itu hampir saja terinjak
oleh kakinya. Fahma memandangi
tajam-tajam uang itu. Hari masih pagi, belum satu pun temannya yang
datang. Tak mungkin mereka menggodanya dengan menaruh uang itu dilantai dan tak
terlihat juga ada benang pada uang itu yang akan ditarik ketika ada tangan yang
hendak menyentuhnya.
Fahma : (Memasuki
ruang kelas dan hampir menginjak uang).Wah, hampir saja aku menginjak uang ini. Tapi ini uang siapa? Apa
kuambil saja ya (Sambil melihat sekeliling kelas yang belum ada orang)
Dita :
“Selamat pagi Fahma. Kamu memang anak yang paling rajin, selalu datang ke
sekolah paling awal.”
Fahma :
“Selamat pagi juga Dita.”
Katty :
“Hey, Dita…Hey Fahma, Selamat pagi.”
Dita dan Fahma: “Selamat pagi, Katty.”
Fahma :
“Oh iya, apa kalian sudah mengerjakan PR Bahasa Indonesia.”
Dita :
“Tentu sudah, kamu juga sudah, kan?”
Fahma : (Mengangguk)
Teman-teman yang lain berdatangan makin banyak. Suasana kelas
menjadi ramai. Kegiatan sekolah berlangsung tidak seperti biasanya, karena para
guru ada keperluan maka pelajaran dimulai pada pukul 9 pagi. Namun ada yang
berbeda dari Fahma, dia nampak murung dan mukanya pucat, hatinya pun selalu
gelisah dan takut. Fahma tidak mau ketahuan oleh siapapun apalagi kalau dia
sampai dicap sebagai pencuri di kelasnya. Pagi itu Fahma mengajak Dita, Katty
dan Ella ke kantin.
Fahma :
“Dita, Katty, Ella. Ayo kita ke kantin?”
Dita : “Wah, tumben
kamu mau mengajak kami ke kantin? Emangnya ada apa?
Fahma :
“Tidak apa-apa kan, sekali-kali aku mengajak kalian ke kantin?”
Ella : “Tapi aku
baru menghemat uangku nih?”
Fahma :
“Tenang saja, kalian akan ku traktir.”
Katty : “Benarkah itu
Fahma? Kamu memang anak yang baik.”
Fahma : “Iya,
teman-teman. Ayo?
Kemudian mereka menuju ke kantin, Semua mulai memesan makanan
dan minuman yang mereka sukai .Setelah selesai makan, Fahma membayar dengan
uang yang dia temukan di kelas tadi pagi.
Fahma : “Bu, sudah
selesai. Berapa semuanya?”
Ibu Kantin : “Rp
25.000.”
Ella : “Fahma,
mahal sekali? Apa kamu punya uangnya?”
Fahma : “Tenang
saja Ella, aku sudah punya uangnya (berlagak sombong). Ini Bu. uangnya.”
Ibu Kantin : “Terima
kasih.”
Fahma : “Ayo
teman-teman kita kembali ke kelas kita.”
Namun dibalik itu semua, teman-teman Fahma merasa heran dan
tidak percaya , darimana dia mempunyai uang yang banyak karena Fahma adalah
anak dari orang yang tidak mampu, pergunjingan itu pun tidak berlangsung lama,
“teeet,teet,teet” bel masuk pun berbunyi
dan Ibu Guru mulai masuk kelas.
Murid : (duduk di
bangku masing-masing dan diam)
Bu Guru : (Masuk ke
dalam kelas). Sebelum pelajaran dimulai,marilah kita berdoa terlebih dahulu.
Katty : ”Siap
gerak,berdoa mulai” (suasana hening dan khusyuk)
Katty : ”Selesai”
Bu Guru : “Selamat
siang anak-anak”
Murid : “Selamat
siang, Bu Guru”
Ella : ”Sejak
tadi kamu banyak melamun Fahma, kamu sakit ya?”
Fahma : (Masih
melamun)
Ella : ”Fahma!!!”
(sambil menepuk pundaknya)
Fahma : “Oh..oh
ya, Ella ada apa?”
Ella : ”Ada
apa denganmu sebenarnya? Ada masalah atau kamu sakit”
Fahma : ”Emm, tidak
ada apa-apa kok”
Bu Guru : ”Anak-anak,
apa kalian sudah mengerjakan PR dari Ibu?”
Murid : ”Sudah
Bu”
Bu Guru : ”Baiklah, kalian
memang murid-murid yang sangat rajin dan pandai, Mari kita bahas bersama”
Murid : ”Baik Bu”
Pelajaran pagi itu sangat menyenangkan, namun tidak bagi
Fahma. Dia selalu diiringi oleh rasa bersalah yang mendalam karena menggunakan
uang itu untuk bersenang-senang. Pada hari ini pelajaran akan selesai pada
pukul 11 siang karena hari ini adalah hari Jum’at. Dan bel pulang pun berbunyi
“teet,,teet,,teet”
Bu Guru : “Oh iya
anak-anak,Ibu mau menyampaikan sesuatu pada kalian bahwa kemarin ibu telah
kehilangan uang sebesar 50 ribu”
Fahma : (Keringat
pun bercucuran dari dahi Fahma)
Bu Guru : Untunglah uang itu hanya dari plastik, uang
mainan untuk anak saya. Memang mirip dengan uang yang asli, tapi satu sisinya
kosong. Yang menemukan tolong jangan dibelanjakan, karena kamu nanti bias
dituduh pemalsu uang.”
Murid-murid :(Tertawa, kecuali Fahmi yang sangat
menyesalinya)
Bu Guru :”Nah,
sekarang sebelum kita pulang mari kita berdo’a terlebih dahulu.”
Katty :”Siap
grak! Berdo’a mulai! (hening sejenak)
Katty :”Selesai.”
Bu Guru :”Selamat
Pagi, anak-anak.”
Murid-murid :” Selamat Pagi, Bu guru.”
Pagi itu, murid-murid merasa senang karena pulang sekolah lebih
awal. Namun berbeda dengan Fahma. Dia pulang dengan muka yang sedih karena
menyesali perbuatannya sendiri. Saat sampai di gerbang sekolah, teman-teman
Fahma datang untuk menjumpainya.
Ella :”Hey
fahma, maukah kamu bermain dengan kami?”
Fahma :”Tidak aja
deh. Aku lagi tidak enak badan.”
Dita :”Ada
apa sih denganmu? Sepertinya dari tadi kamu merenung begitu.”
Katty :”iya
nih, kamu kenapa?”
Fahma :”Tidak
apa-apa kok , aku hanya tidak enak badan.”
Ella :”Oh ya
sudah kalau begitu, kamu pulang dan istirahat di rumah supaya kamu lekas
sembuh.”
Fahma :”Iya, aku
pulang dulu ya teman-teman?”
Dita, Katty, dan Ella :”Iya Fahma, sampai jumpa….”
Mereka pun berpisah. Dan Fahma pulang dengan menyesali
perbuatan yang telah dilakukannya itu. Fahma juga berjanji kepada dirinya
sendiri bahwa dia tidak akan mengulangi lagi mengambil barang yang bukan menjadi
miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar